JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis (BPIS) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) menyoroti lima Nahdliyin NU, yang bertemu Presiden Israel.
Ia meminta kelima orang itu diberikan sanksi tegas, agar kelak masa mendatang tidak ada kejadian serupa yang mengatasnamakan NU.
“Menurut saya harus diberikan peringatan keras, tidak boleh mengatasnamakan organisasi dan kemudian harus ada sanksi. Karena kalau dibiarkan, semua orang mengatasnamakan NU, semua orang merasa ketika dia sudah menjadi anggota NU boleh lalu mengatasnamakan organisasi,” kata Yenny Wahid melansir laman Nahdlatul Ulama, Minggu (21/07/2024).
BACA JUGA:Â PBNU: Pemuda NU Kunjungi Presiden Israel Atas Nama Pribadi dan Dibiayai LSM
Menurutnya, peluang-peluang suara untuk kemerdekaan Palestina tidak dapat dilakukan secara sembarangan dan waktu yang singkat.
“Kita mengerti sebuah diplomasi tidak dapat terbangun hanya gara-gara ketemu sebentar saja. Pembawa pesan harus jelas lalu pesan yang dibawa apa? Jadi saya rasa (pertemuan lima Nahdliyin) ini kalau dikatakan naif tidak naif tapi bodoh, kesimpulan saya,” katanya.
“Jadi ada branding yang ingin diambil oleh Israel bahwa mereka mampu menggait aktivis-aktivis Islam di Indonesia dan NU untuk mau berbicara dengan mereka, untuk mau berdialog dengan mereka,” tambahnya.
Putri dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut, yang mana aktif sebagai diplomasi perdamaian global, mengklaim sering diundang dalam acara yang diselenggarakan Israel. Bagi Yenny, itu merupakan modus Israel untuk membawa legitimasi keberadaannya.
(Saepul/Budis)