BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Hampir dua juta umat Muslim sedang menunaikan ibadah haji  pada pekan ini, di tengah tantangan cuaca panas yang ekstrem. Perjalanan suci yang dimulai pada Jumat, 14 Juni 2024, ini telah menjadi salah satu yang paling menantang dalam sejarah, dengan suhu mencapai 51 derajat Celsius dan menimbulkan dampak yang signifikan bagi jamaah.

Gelombang panas yang melanda Arab Saudi tahun ini telah mengakibatkan setidaknya 562 jamaah haji meninggal dunia.

Menurut data dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dan berbagai sumber. Dari jumlah tersebut, 307 jamaah berasal dari Mesir, dan 118 jamaah dinyatakan belum terindentifikasi. Tim medis dan aparat keamanan telah berjuang keras menangani kondisi darurat ini, namun suhu ekstrem tetap menjadi tantangan besar.

Upaya penanganan darurat telah dilakukan dengan cepat dan efisien. Pihak berwenang Saudi menempatkan pos-pos kesehatan tambahan dan menyediakan air serta tempat berteduh bagi jamaah.

Kendati begitu, banyaknya korban menunjukkan betapa seriusnya dampak dari gelombang panas ini. Ilmuwan dan pakar iklim mengingatkan bahwa kondisi seperti ini mungkin akan semakin sering terjadi di masa depan akibat perubahan iklim global.

BACA JUGA: Arab Saudi Bakal Tolak Jamaah Haji ke Tanah Suci Tanpa Kartu Nusuk

Carl-Friedrich Schleussner dari German Institute Climate Analytics menyatakan,  ritual haji yang dilakukan selama lebih dari seribu tahun memang seringkali dilakukan dalam kondisi panas. Namun, krisis iklim global telah memperburuk situasi ini.

“Ritual haji dilakukan lewat cara khusus selama lebih dari seribu tahun, dan biasanya memang ketika suhu sangat panas, namun krisis iklim telah memperburuk keadaan,” kata Schleussner melansir Reuters, dikutip Jumat (21/6/2024).

Di antara para korban, terdapat 178 jamaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia. Kabid PHU Kanwil Kemenag Jawa Barat, H. Boy Hari Novian, menyatakan bahwa data tersebut diperoleh berdasarkan pengecekan terakhir pada Rabu, 19 Juni 2024.

Dari jumlah tersebut, 27 jamaah berasal dari Jawa Barat, dengan rincian 17 orang dari JKS (Jakarta Special Region) dan 10 orang dari KJT (Karawang-Jakarta-Tangerang).

“Update terakhir per hari Rabu itu ada 178 jemaah se nasional yang meninggal dunia,” kata Boy, Kamis (20/6/2024) lalu.

 

(Budis)