JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Apple dilaporkan tengah menyiapkan perubahan besar dalam strategi peluncuran lini iPhone. Untuk pertama kalinya, raksasa teknologi asal Cupertino itu disebut akan memisahkan jadwal peluncuran iPhone 18 Pro dengan versi reguler.
Mengutip The Information yang dilansir TechCrunch, Rabu (7/5/2025), Apple berencana merilis iPhone 18 Pro pada musim gugur 2026, sementara varian yang lebih terjangkau yakni iPhone 18 reguler dan versi terbaru dari iPhone 16e, baru akan diluncurkan pada musim semi 2027 atau sekitar enam bulan setelahnya.
Langkah ini dinilai sebagai upaya Apple untuk semakin memisahkan lini produk premiumnya dengan model dasar, baik dari sisi fitur maupun waktu kehadiran di pasar. Strategi ini sekaligus membuka ruang lebih luas untuk eksperimen desain dan fitur yang berbeda antara dua kelompok tersebut.
Tak hanya itu, Apple juga berpotensi meluncurkan perangkat lipat perdananya pada musim gugur 2026. Meski belum dikonfirmasi secara resmi, rumor soal iPhone lipat sudah beredar sejak beberapa tahun terakhir dan diyakini akan menjadi pesaing langsung Samsung Galaxy Z Fold dan Flip.
Baca Juga:
Fujifilm Instax Mini 41 Rilis di Indonesia, Simak Harga dan Fitur Unggulan
Mitos Megapixel, Apakah Semakin Banyak Piksel Berarti Foto Semakin Bagus?
Sementara itu, Bloomberg melaporkan bahwa Apple berencana memperkenalkan model iPhone dengan desain yang lebih tipis, yang disebut-sebut akan mengusung nama “iPhone 17 Air”, pada tahun ini. Penerus model tersebut juga disebut sudah dijadwalkan untuk meluncur pada 2026.
Di tengah perubahan strategi peluncuran produk, Apple juga memperkuat upaya diversifikasi produksi globalnya. Perusahaan dikabarkan akan mulai menguji produksi model iPhone 18 yang lebih murah di India. Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan pada fasilitas produksi di China, yang selama ini menjadi pusat utama manufaktur iPhone.
Keputusan tersebut tak lepas dari meningkatnya ketegangan geopolitik dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Apple, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, ikut terdampak dalam pusaran konflik ekonomi kedua negara.
Diversifikasi produksi Apple di India sendiri bukan hal baru. Sejak 2017, Apple telah bermitra dengan Wistron untuk memproduksi iPhone 6s dan iPhone SE di pabrik Bengaluru. Saat itu, alasan utamanya adalah untuk menghindari pajak impor tinggi terhadap produk buatan China yang masuk ke pasar India.
Namun, sejak masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump, perang dagang dengan China semakin mendorong Apple untuk mengalihkan sebagian rantai pasoknya ke negara lain. Hasilnya, berdasarkan laporan April 2024, sekitar 14 persen dari seluruh iPhone yang beredar di dunia kini diproduksi di India.
Langkah ini tidak hanya mengurangi risiko akibat ketegangan politik, tetapi juga membantu Apple memperkuat posisinya di pasar India yang berkembang pesat. Negara dengan populasi terbesar di dunia ini menjadi medan persaingan utama bagi produsen smartphone global.
Dengan kombinasi strategi peluncuran baru dan diversifikasi produksi, Apple tampaknya ingin memperkuat fondasi bisnisnya di tengah ketidakpastian global dan perubahan dinamika pasar teknologi.
(Dist)