BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Tekanan besar menyelimuti Lewis Hamilton dalam musim debutnya bersama Ferrari. Performa yang belum sesuai ekspektasi serta kesulitan beradaptasi dengan mobil SF-25 membuat sang juara dunia tujuh kali itu berada dalam tekanan psikologis yang kian terasa, bahkan memunculkan kekhawatiran soal masa depannya.
Hal ini disorot oleh mantan pembalap Formula 1, Ralf Schumacher, yang menilai bahwa kondisi mental Hamilton bisa menjadi titik rawan. Menurutnya, jika situasi tak kunjung membaik, Hamilton mungkin saja akan memilih untuk mengakhiri petualangannya lebih awal bersama tim Kuda Jingkrak.
“Dia terlihat benar-benar babak belur dan kehilangan arah. Dalam kondisi seperti itu, seseorang bisa bangun suatu pagi dan merasa tak ingin melanjutkan semuanya,” ujar Ralf kepada media setempat, dikutip Rabu (14/5/2025).
Baca Juga:
F1 2025: Lewis Hamilton Antusias Debut Bersama Scuderia Ferrari
Hamilton belum mampu menunjukkan performa gemilang sejak resmi meninggalkan Mercedes. Bahkan dalam beberapa balapan, ia terlihat kesulitan menjaga ritme, kalah cepat dari rekan setimnya, Charles Leclerc, dan sulit bersaing di barisan depan.
Ralf menilai tekanan berlapis dari publik, ekspektasi internal Ferrari, serta usia dan pengalaman Hamilton bisa menjadi pedang bermata dua.
“Ketika rasa frustrasi tak kunjung mereda, dan Anda merasa menjadi beban bagi tim, bisa saja keputusan besar datang secara emosional,” katanya.
Masa depan Hamilton di Ferrari kini menjadi topik hangat. Meski baru menjalani musim pertamanya, pertanyaan soal berapa lama ia akan bertahan di tim asal Italia itu mulai bermunculan, bukan hanya dari sisi teknis, tapi juga dari ketahanan mentalnya menghadapi tekanan.
(Budis)