BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan bahwa penggunaan kata-kata sopan seperti “tolong” (please) dan “terima kasih” (thank you) dalam interaksi dengan ChatGPT dapat menyebabkan pemborosan energi dan kerugian finansial bagi perusahaan.
Dalam wawancara yang dikutip oleh New York Post, Altman menjelaskan bahwa meskipun kata-kata tersebut membuat percakapan terasa lebih manusiawi, setiap karakter dalam prompt tetap dihitung sebagai permintaan yang harus diproses oleh server.
Hal ini berdampak langsung terhadap konsumsi energi yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem kecerdasan buatan tersebut.
“Puluhan juta dolar yang dihabiskan dengan cara yang baik. Anda tak pernah tahu,” ujar Altman, dikutip Minggu (4/5/2025).
ChatGPT beroperasi melalui jaringan pusat data berskala besar yang ditenagai ribuan GPU (graphics processing unit).
Menurut laporan, satu respons dari ChatGPT dapat mengonsumsi sekitar 0,14 kilowatt jam (kWh), setara dengan menyalakan 14 lampu LED selama satu jam.
Jika dikalikan dengan jutaan bahkan miliaran interaksi per hari, total energi yang digunakan menjadi sangat besar.
Baca Juga:
Open AI Induk Chat GPT Terancam Bangkrut?
Laporan tersebut juga mencatat bahwa teknologi AI kini menyumbang sekitar 2% dari konsumsi listrik global, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring pertumbuhan penggunaan layanan AI di berbagai sektor.
Meski demikian, sebagian pakar teknologi menilai penggunaan kata-kata sopan tetap memiliki nilai positif.
Direktur Desain Microsoft Copilot, Kurtis Beavers, menyebut bahwa sopan santun digital dapat memengaruhi nada dan kualitas respons dari AI, menciptakan pengalaman interaksi yang lebih baik bagi pengguna.
Namun, banyak pengamat memperingatkan bahwa secara akumulatif, kebiasaan ini dapat menciptakan beban komputasi tambahan yang signifikan dan berdampak terhadap tagihan listrik serta keberlanjutan lingkungan.
Dengan perkembangan AI yang semakin pesat, tantangan untuk menyeimbangkan interaksi manusiawi dengan efisiensi energi menjadi isu penting yang perlu diperhatikan oleh industri teknologi global.
(Budis)