JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, buka suara usai namanya yang disebut-sebut dalam penyelidikan kasus dugaan ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menegaskan, bahwa dirinya tidak memiliki relevansi apapun dengan isu ijazah palsu tersebut, yang belakangan menjadi ramai.
“Saya tidak ada hubungannya dengan kasus ijazah Pak Jokowi,” ujar Abraham kepada wartawan, Jumat (16/05/2025).
Ia memberikan pernyataan, setelah dirinya dikabarkan akan menjadi salah satu pihak yang akan dipanggil oleh Polda Metro Jaya sebagai saksi dalam penyelidikan kasus tersebut. Namun, Abraham membantah telah menerima surat pemanggilan dari pihak kepolisian.
“Sampai detik ini saya belum pernah menerima undangan dari Polda Metro Jaya berkaitan dengan kasus ijazah Pak Jokowi,” tambahnya.
Sebagai informasi, kasus dugaan ijazah Presiden Jokowi saat ini sudah masuk ke tahap penyelidikan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Beberapa nama telah dipanggil untuk dimintai keterangan, termasuk mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, serta aktivis Michael Sinaga.
Menanggapi perkembangan kasus ini, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menegaskan bahwa pihaknya akan memanggil seluruh pihak yang dianggap mengetahui informasi terkait, termasuk saksi-saksi yang disebut dalam laporan tersebut.
“Pokoknya saksi, pokoknya diambil keterangannya, itu saja ya,” kata Wira.
BACA JUGA:
Sikap Seiras PKB dan PDIP, Minta Jokowi Buktikan Ijazah Asli!
Polemik Ijazah Jokowi, Rektor dan Dekan UGM Digugat Rp69 Triliun!
Tak hanya saksi, Wira juga memastikan bahwa Presiden Jokowi selaku pelapor juga akan dimintai keterangan dalam proses penyelidikan.
“Akan kita cek semuanya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo mengungkapkan, usai dipanggil oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait laporan isu ijazah palsu yang ditudingkan kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Pakar telematika itu diperiksa sebagai saksi atas laporan yang dilayangkan oleh pihak Jokowi.
Dalam keterangannya, Roy menyebut dirinya telah mendapat 24 pertanyaan dari penyidik hingga pemeriksaan dihentikan sementara sekitar pukul 12.00 WIB untuk keperluan istirahat, salat, dan makan siang.
“Saya sendiri tadi, ya, sudah sampai pertanyaan ke-24, ya, gitu, dan sudah sampai ke pertanyaan-pertanyaan yang lebih banyak soal identitas tadi,” ujar Roy di depan gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kamis (15/05/2025).
Ia menjelaskan, dirinya hadir di Polda berdasarkan surat panggilan yang diterimanya, dan sesuai dengan itu, ia hanya akan memberikan keterangan mengenai peristiwa yang terjadi pada tanggal 26 Maret 2025.
“Saya dimintai keterangan atas peristiwa tanggal 26 Maret, maka saya jawab sebatas itu saja. Yang lain saya tidak bisa komentar,” katanya.
Kendati begitu, Roy enggan membeberkan lebih jauh, apa yang sebenarnya terjadi pada tanggal tersebut. Ia beralasan hal itu bukan menjadi ranahnya untuk dijelaskan kepada publik.
Namun, ia hanya menyampaikan pada tanggal 26 Maret, dirinya sedang menghadiri acara buka bersama dengan komunitas otomotif yang ia ikuti di sebuah restoran kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
“Itu, itu kegiatan saya. Yang lainnya saya enggak tahu, silakan penyelidik tahu. Yang jelas saya tanggal 26 itu, kita lagi buka bersama dengan komunitas otomotif saya. Itu di rumah makan di daerah Kemang. Silakan diperiksa di situ. Kalau ada CCTV, silakan cek,” ungkap Roy.
Lebih lanjut, Roy menolak untuk memberikan keterangan yang dapat menyeret atau menyudutkan pihak lain dalam perkara ini.
“Tapi perkara apa yang terjadi, silakan ditanyakan ke yang lain. Saya keberatan untuk menjebak teman-teman yang lain. Enggak boleh juga kita,” tutupnya.
(Saepul)