BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID —Â Aktor sekaligus Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan, tengah menghadapi dilema sebagai orangtua.
Pasalnya, putra sulungnya yang telah diterima di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta harus membatalkan niat kuliahnya, lantaran tidak mendapat izin untuk merantau.
Dalam wawancara yang dikutip dari program Rumpi Transtv, Rabu (21/5/2025), Sahrul mengungkapkan bahwa keputusan itu menimbulkan kekecewaan mendalam bagi sang anak.
“Dia masih ada keselnya,” kata Sahrul.
Diam-diam Ikut Tes Masuk UGM
Sahrul menyebut bahwa sang putra sebenarnya ikut tes masuk UGM secara diam-diam tanpa sepengetahuan dirinya dan sang mantan istri. Kejutan pun muncul saat pengumuman hasil seleksi: hanya putranya yang lolos dari sekolah tersebut.
Namun sayangnya, keberhasilan itu tidak diiringi restu orangtua.
“Pokoknya kalau kakak enggak keterima, salah mama sama papa,” ucap Sahrul menirukan ucapan anak sulungnya.
Baca Juga:
Selain Syahrini , Ini Daftar Artis Indonesia yang Pernah Ikut Red Carpet Cannes Film Festival
Quick Count-Real Count : Dadang Supriatna-Ali Syakieb 57,01%, Sahrul-Gungun 42,99%
Alasan Tak Beri Izin Kuliah di UGM
Menurut Sahrul, alasan utama larangan kuliah di UGM adalah karena faktor jarak dan keharusan tinggal sendiri (ngekos). Sebagai orangtua, ia mengaku lebih nyaman jika sang anak melanjutkan pendidikan di kota yang lebih dekat.
“Kita motivasi lagi untuk bisa diterima di sini (UI),” ujar Sahrul Gunawan.
Kini, Universitas Indonesia (UI) menjadi satu-satunya kampus yang dituju oleh sang anak. Sahrul pun berharap anaknya bisa lolos dan tetap semangat mengejar pendidikan, meski sempat merasa kecewa.
Diketahui, anak Sahrul Gunawan sebelumnya berniat mengambil program double degree, dan UGM adalah salah satu kampus yang menyediakan jurusan sesuai dengan minatnya.
Gagal masuk UGM karena tidak mendapat izin, sang anak menegaskan tidak ingin mendaftar ke universitas swasta sebagai alternatif.
“Pokoknya kalau kakak enggak keterima, salah mama sama papa,” ucap Sahrul sekali lagi menegaskan kekesalan sang anak.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi terbuka antara anak dan orangtua dalam merancang masa depan. Meski kecewa, Sahrul tetap menunjukkan dukungan penuh untuk langkah baru putranya menuju UI.
(Hafidah Rismayanti/Aak)