BANDUNG, TEROPONGMEDIA.IDÂ —Â Dunia hiburan Tanah Air kembali tercoreng akibat kasus narkoba. Setelah nama aktor Fachry Albar sempat mencuat, kini giliran sosok berinisial JF yang dikabarkan tersandung masalah serupa.
Kasus ini menyeruak setelah pihak kepolisian mengungkap penyalahgunaan narkoba jenis Etomidate, zat anestesi kuat yang penggunaannya sangat ketat.
Dalam konferensi pers yang digelar di kantor Polres Bandara Soekarno-Hatta, Senin (28/4/2025), Kasat Narkoba Polres Bandara Soetta, AKP Michael K. Tandayu, memaparkan kronologi pengungkapan kasus ini.
“Itu sekitar bulan Maret,” kata Michael, menceritakan awal mula pengungkapan kasus narkoba tersebut.
Polisi melakukan penyelidikan mendalam dan berhasil mengamankan tiga orang tersangka. Dari pemeriksaan ketiga orang itu, muncul satu nama baru yang cukup mengejutkan JF, yang diketahui merupakan seorang publik figur.
Pihak kepolisian juga mengonfirmasi bahwa JF sudah pernah dipanggil untuk memberikan keterangan pada 17 April 2025 lalu. Namun, saat dijadwalkan untuk pemeriksaan kedua, JF tidak hadir dengan alasan sedang sakit.
“Yang masih kami lakukan panggilan untuk dimintai keterangan lagi, itu adalah publik figur,” ucap Michael K. Tandayu.
Baca Juga:
Geger! Fachri Albar Kembali Ditangkap Kasus Narkoba, Janji 2018 Tinggal Kenangan?
Fachri Albar Kembali Tersandung Kasus Narkoba, Punya Nasab Nabi Muhammad SAW?
Tahap Penyelidikan JF
Sampai saat ini, polisi masih menunggu informasi terbaru mengenai kehadiran JF dalam proses penyelidikan. Sementara itu, identitas lengkap artis berinisial JF masih dirahasiakan oleh pihak kepolisian demi kepentingan penyidikan.
Etomidate sendiri bukanlah zat sembarangan. Selain termasuk dalam kategori obat keras, penggunaannya harus diawasi ketat oleh tenaga medis.
Fakta bahwa zat ini ditemukan dalam bentuk rokok elektrik atau vape tentu menambah keprihatinan, mengingat tren penggunaan vape yang semakin meluas di kalangan anak muda.
Kasus ini menjadi alarm keras bagi dunia hiburan dan masyarakat luas tentang bahaya penyalahgunaan zat-zat berbahaya, terutama dalam bentuk produk modern seperti vape yang kerap dianggap lebih “aman.”
Belum diketahui secara pasti sejauh mana keterlibatan JF dalam jaringan penyalahgunaan narkotika ini. Namun satu hal yang pasti, kasus ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap peredaran narkoba, terutama di titik-titik vital seperti bandara, harus terus diperketat.
Pihak kepolisian berjanji akan terus mengembangkan kasus ini hingga tuntas dan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru jika ditemukan bukti yang mendukung.
(Hafidah Rismayanti/Aak)
