Penyakit Virus Marburg: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

[info_penulis_custom]
Virus Marburg
(Pinterest)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Penyakit virus Marburg, meskipun langka, merupakan penyakit serius yang sering kali berakibat fatal. Penyakit ini dapat menyebar di beberapa wilayah Afrika dan umumnya tertularkan melalui kontak dengan cairan tubuh kelelawar atau manusia yang terinfeksi.

Berikut adalah informasi lengkap mengenai penyakit virus ini:

Penyakit virus Marburg (MVD) adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan wabah di negara-negara Afrika. Gejalanya awalnya mirip flu namun dapat berkembang menjadi muntah-muntah parah, pendarahan, dan masalah neurologis.

Penyakit ini karena virus ini, yang merupakan bagian dari keluarga virus yang sama dengan Ebola.

Gejala dan Penyebab

Gejala penyakit virus Marburg meliputi demam, sakit kepala, ruam, muntah, pendarahan, dan kebingungan. Penyakit ini karena dua virus terkait, yaitu virus Marburg (MARV) dan virus Ravn (RAVV), yang dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan. Penularan virus ini terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh manusia atau hewan yang terinfeksi.

Diagnosis dan Tes

Penyakit Marburg terdiagnosis melalui tes darah. Penyakit ini sulit terdiagnosis karena gejalanya mirip dengan penyakit lain seperti demam kuning, malaria, dan demam tifoid.

Penting untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang riwayat perjalanan atau paparan potensial terhadap virus ini.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk Marburg, namun penyedia layanan kesehatan dapat mengelola gejala, mengobati komplikasi, dan menjaga kondisi stabil dengan memberikan oksigen, cairan intravena, dan perawatan simtomatik.

BACA JUGA : Virus Marburg, Ini Ancaman Ganas yang Harus Diwaspadai!

Pencegahan

Langkah-langkah pencegahan penyakit ini meliputi penggunaan peralatan pelindung saat merawat pasien, hindari kontak dengan cairan tubuh terinfeksi, gunakan kondom atau hindari hubungan seks, hindari kontak dengan hewan yang dapat membawa virus, dan pantau gejala selama 21 hari setelah bepergian ke daerah terjangkit.

Penyakit Marburg, meskipun langka, memerlukan perhatian medis segera jika seseorang terpapar virus dan mengalami gejala.

Pencegahan dan kesadaran akan risiko penularan sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

 

(Hafidah Rismayanti/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral

2

Gampang, Begini Cara Instal dan Berlangganan Microsoft Office 365

3

Xiaomi Umumkan Update HyperOS 2.0 untuk HP Redmi dan Tablet

4

Microsoft Luncurkan Office 2024, Tanpa Perlu Berlangganan?

5

10 Anomali Brainrot yang Lagi Viral, Ini Asal Usulnya!
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.