Sanksi Komdis PSSI Sudah Tepat, Eko Maung Singgung Tren Penonton Toxic

[info_penulis_custom]
Sanksi Persib Tren Penonton Toxic
Stadion Si Jalak Harupat, Piala Dunia U17. (RF/Teropong Media)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pakar Hukum Olahraga, Eko Noer Kristiyanto atau yang akrab disapa Eko Maung menyamapikan pandangannya atas sanksi dan denda yang dijatuhi Komite Disiplin (Komdis) terhadap Persib Bandung. Eko menilai sanksi ini dinilai cukup tepat diberikan kepada Persib.

Eko menerangkan, dengan menyalanya cerawat, lemparan botol kemasan, hingga turun ke lapangan dan menyerang steward merupakan perilaku penonton yang toxic atau merugikan banyak pihak. Apalagi jenis pelanggaran tersebut sudah diatur dan disepakati sebelumnya.

“Itu udah diatur acuan komdis PSSI itu kode disiplin dan regulasi liga. Jadi cara berpikir mereka itu, positifistik jadi melihat pelanggarannya apa dan sanksinya apa, tinggal diterakan.Kalau komdis sudah memberikan sanksi sesuai,” kata Eko saat dihubungi awak media.

Atas sanksi tersebut, Eko menilai kedua pihak sama-sama dirugikan, baik Persib maupun penonton. Persib Bandung secara otomatis akan kehilangan pendapatan dari tiket. Sedangkan penonton tidak bisa melampiaskan hasratnya untuk mendukung Persib secara langsung.

“Dengan sanksi ini tentu ada kerugian, kerugiannya buat dua pihak langsung. Pertama buat Persib karena kehilangan penghasilan dan untuk Bobotoh atau penonton jadi tak bisa nonton langsung. Tapi apakah terbayar oleh Persib, pasti terbayar oleh Persib mah,” ujar Eko.

Dengan adanya sanksi ini, diharapkan baik Persib ataupun penonton bisa duduk bersama dan memperbaiki komunikasi yang sudah terjalin sebelumnya. Jangan sampai, nada-nada provokatif di media sosial semakin memperburuk hubungan Persib dan suporternya.

“Maksudnya, ini harusnya hal yang bisa dihindari oleh kedua pihak, yakni Persib dan Penonton. Tentu merugikan, tapi kalau saya perhatian di media sosial ko banyak yang senang karena tren nya itu sekarang suporter kalau Persibnya kena denda malah pada senang karena tidak suka sama managemennya,” kata pria yang sempat dikaitkan dengan hidangan Seblak tersebut.

Eko pun merasa heran dengan kondisi yang terjadi di media sosial, dimana para penonton seperti merasa senang dengan adanya sanksi dan denda yang didapat Persib. Ia merasa sikap tersebut layaknya penonton yang toxic karena bisa memperkeruh suasana.

Padahal dengan denda dan sanksi yang didapat Persib, maka sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab bersama, baik Persib dan pendukungnya. Justru ia melihat, sebagian dari penonton seperti tidak bisa membedakan Persib sebagai manajemen dan tim.

“Nah, cara pikir kaya gini itu tidak sehat. Kondisi suporter ini sekarang kurang sehat, jadi sebagian penonton toxic, karena mereka membedakan timnya sama Managemen. Kalau ini kan pikirnya Managemen yang didenda, padahal satu kesatuan secara moril dan lainya. Tapi gitulah penonton toxic,”

“Jadi intinya kalau benar-benar cinta Persib jangan melakukan hal yang merugikan. Kalau Persib sudah tahu kaya gini, selalu dirugikan suporternya berarti harus melakukan pendekatan. Harus bisa memanage harus bisa berkomunikasi dengan suporternya,” tuturnya.

Dengan sanksi yang didapat Persib berupa menggelar pertandingan kandang tanpa penonton hingga paruh musim dan denda sebesar Rp. 295 juta tersebut menjadi sebuah kerugian. Ia berharap, baik Persib dan penontonnya bisa saling mengoreksi diri demi menciptakan iklim sepakbola Bandung lebih positif.

BACA JUGA: Respons Persib Bandung Usai Dijatuhi Sanksi dan Denda Ratusan Juta dari Komdis PSSI

“Jangan sampai ini jadi terus-terusan, masa suporter yang harusnya jadi sumber daya aset, keunggulan buat Persib, karena tak semua klub punya suporter seperti Persib, tapi malah jadi merugikan,”

“Tim lainmah suporter jadi ladang uang ini malah terkena denda, dan gak boleh ditonton.Tim yang gak ada suporter pada bikin merekayasa, Ari ini Bobotoh yang dari dulu Persib punya, identik, masanya banyak, fanbasenya banyak tapi malah merugikan,”

“Jadi harus berpikir dua-duanya jangan hanya menyalahkan suporter tapi dua-duanya, Managemen juga.” tutup Eko.

 

(RF/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

2

UMKM Kuliner di Era Digital: Warung Sate Solo Pak Komar

3

Industri Ekspor Tertekan Tarif AS: Penguatan Ekonomi Domestik Bukan Lagi Pilihan Tapi Keharusan

4

Ibis Bandung Pasteur Perkenalkan Signature Menu: Warisan Rasa dalam Hidangan Premium

5

ESDM Sebut Banjir Pasokan di Pasar Internasional jadi Salah Satu Penyebab Harga Nikel Turun
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.