Soroti Keberlanjutan Sistem Zonasi PPDB 2025, Ini Kata Pakar UNAIR

[info_penulis_custom]
PPDB 2025
Ilustrasi. (istockphoto)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Universitas Airlangga (UNAIR) terus tunjukan komitmennya dalam mendukung kebijakan pendidikan nasional melalui kajian akademis dan kontribusi para pakar. Melalui diskusi terkini terkait keberlanjutan sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2025, pakar sosiologi pendidikan UNAIR, Prof Tuti Budirahayu Dra MSi menyampaikan pandangannya secara mendalam.

Prof Tuti mengungkapkan akar permasalahan sistem zonasi terletak pada ketimpangan kualitas dan distribusi sekolah di Indonesia.

“Selama ini, kualitas sekolah sering kali ditentukan oleh kemampuan dan harapan kelompok masyarakat,” ujarnya, mengutip laman resmi Unair, Jumat (20/12/2024).

Tantangan dalam Upaya Pemerataan

Prof Tuti menjelaskan secara sosiologis, sekolah berkualitas biasanya berkembang di lingkungan masyarakat strata menengah-atas yang memiliki sumber daya lebih besar. Sebaliknya, masyarakat menengah-bawah sering kali harus puas dengan sekolah yang minim fasilitas, baik dari sisi sarana-prasarana maupun kualitas tenaga pengajar.

Ketimpangan ini, menurut Prof Tuti, telah menciptakan perbedaan yang tajam. Anak-anak dari sekolah dengan fasilitas terbatas tidak dituntut untuk mencapai prestasi akademik tinggi, sedangkan sekolah unggulan menjadi eksklusif untuk kelompok tertentu. Implementasi zonasi menjadi tantangan besar karena memaksa masyarakat menghadapi kenyataan ketimpangan tersebut secara langsung.

Meski sistem zonasi memiliki tujuan mulia, yaitu pemerataan akses pendidikan, pelaksanaannya kerap memicu polemik. Prof Tuti menegaskan bahwa kembali ke sistem rayonisasi akan menghapus semangat pemerataan pendidikan.

“Jika kita kembali ke rayonisasi, maka kita mundur dalam upaya memberikan akses pendidikan yang adil dan merata,” jelasnya.

Namun, ia juga mengakui bahwa sistem zonasi memerlukan penyempurnaan. Salah satu solusi yang diajukan adalah peningkatan kualitas sekolah di seluruh wilayah. “Negara harus fokus pada peningkatan kualitas sekolah dan guru,” tegasnya.

Membangun Sekolah Inklusi

Prof Tuti menyarankan agar pemerintah memperkuat sistem zonasi dengan fokus pada pemerataan kualitas sekolah. Salah satu langkah strategis yang dia usulkan adalah revitalisasi sekolah inklusi.

“Sekolah inklusi tidak hanya mengintegrasikan siswa dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi, tetapi juga menyediakan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan individu,” jelasnya.

Di sekolah inklusi, siswa dengan berbagai karakteristik, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, dapat belajar bersama dalam lingkungan yang sama dengan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan. Prinsip ini, menurut Prof Tuti, selaras dengan konsep “pendidikan untuk semua” (education for all) yang diusung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain itu, Prof Tuti menekankan pentingnya pemantauan dan evaluasi berkala terhadap sistem zonasi. Evaluasi ini bertujuan memastikan bahwa kebijakan tersebut berjalan efektif dan memberikan dampak positif terhadap pemerataan pendidikan.

BACA JUGA: Komisi X Lagi Getol Serap Aspirasi Soal PPDB Zonasi, Nanti Ada Formula Baru

Prof Tuti menegaskan zonasi bukan hanya soal pembagian wilayah, melainkan merupakan langkah menuju terciptanya pendidikan yang adil dan merata bagi semua siswa. Ia juga menambahkan untuk mewujudkannya, perlu adanya dukungan nyata dari negara dalam mendukung pemerataan akses pendidikan.

 

(Virdiya/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral

2

10 Anomali Brainrot yang Lagi Viral, Ini Asal Usulnya!

3

7 Cara Menghentikan Langganan Pembayaran Otomatis pada Google Play, Ponsel dan Web

4

Cara Menggunakan Ice Liker, Gampang Banget!

5

Link Nonton Film Bad Boys: Ride or Die Sub Indo Anti Ngantri!
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.