Tradisi Munggahan Menjelang Puasa Ramadhan, Apa Tujuannya?

[info_penulis_custom]
amalan malam lailatul qadar
Amalan terbaik saat malam Lailatul Qadar. (Eki/TM)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Masyarakat Sunda, khusunya di wilayah Priangan, Jawa Barat, mengenal istilah ‘munggahan’ pada bulan Sya’ban, yakni bulan terkahir menjelang bulan suci Ramadhan. Simak apa arti, makna, dan tujuan dari munggahan ini.

Munggahan merupakan salah satu tradisi yang masih aktif dilakukan oleh sebagian masyarakat Sunda. Munggahan tidak hanya mengandung ajaran Islam secara simbolis, tetapi juga mengandung nilai kemanusiaan yang kuat sebagai bentuk hubungan universal antar manusia.

Mengutip hasil penelitian terkait Munggahan yang dilakukan Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana dari Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD), tradisi munggahan merupakan biasa dilakukan masyarakat secara rutin ketika sudah memasuki bulan Sya’ban sebagai pengingat bahwa bulan Ramadhan akan segera tiba.

BACA JUGA: Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan Sejumlah Daerah

Berikut ulasan mengenai tradisi munggahan yang perlu dipahami:

1. Asal kata Munggahan

Munggahan berasal dari kata ‘unggah’ yang mengandung arti naik atau meningkat. Secara tersirat, pengertian dari kata unggah ini mengacu pada perubahan ke arah yang lebih baik, yang berasal dari bulan Sya’ban menuju bulan Ramadhan guna meningkatkan kualitas keimanan.

“Munggahan adalah tradisi yang dilaksanakan pada Nisfu sya’ban dengan maksud untuk menggugah semangat masyarakat dalam menjalani puasa Ramadhan,” demikian Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana mengungkap keterangan dari narasumbernya, H. Ngatmin, tokoh masyarakat Babakan Sari, Kota Bandung, Jawa Barat.

Pada era 1990-an, munggahan masih kental di masyarakat yang dengan berpegang teguh dalam proses pelestarian serta penghormatan terhadap para leluhur.

Namun di daerah luar Priangan tetapi masih di lingkup wilayah Jawa Barat, seperti Cianjur, Sukabumi dan Bogor, lebih dikenal dengan istilah Papajar ketimbang Munggahan.

Pada dasarnya Papajar dan Munggahan memiliki makna dan tradisi yang sama dalam rangka mensucikan diri menjelang bulan Ramadhan.

2. Perkembangan Tradisi Munggahan

Semenjak era 2000-an, tradisi Munggahan mulai berkurang dijalankan oleh masyarakat. Semakin bertambahnya tahun, sebuah tradisi cenderung semakin luntur dari peradabannya dari setiap daerah masing-masing.

“Semua itu dapat terjadi karena meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang ilmu pengetahuan Agama dan pengaruh dari westernisasi yang terus masuk ke dalam budaya di negara kita Indonesia, sehingga setiap tradisi-tradisi mulai luntur seiring dengan perkembangan zaman,” katanya.

Mungahan ini kemudian semakin memudar lagi sejak era 2010 hingga 2020-an, di manas masyarakat mulai acuh tak acuh dengan tradisi yang ada.

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat menjadi salah satu faktor paling berpengaruh atas memudarnya tradisi munggahan.

“Terutama bagi kaum milenial zaman sekarang ini tentunya Munggahan sudah jarang dilakukan. Bahkan masyarakat tradisional yang sudah berusia kepala atas pun sudah mulai menghilangkan tradisi Munggahan dalam kebiasaannya,” ungkap Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana.

3. Prosesi Munggahan

Munggahan merupakan sebuah rutinitas masyarakat yang terdiri dari beberapa aktivitas yang mentradisi menjelang bulan suci Ramadhan, seperti berkumpul bersama keluarga, ziarah kubur yang dalam bahasa tradisi Sunda dikenal dengan istilah nadran atau nyekar, saling tukar menu makanan dengan kerabat dan tetangga, makan bersama, bershodaqoh, termasuk menyiapkan hidangan istimewa pada sahur pertama puasa Ramadhan.

Demikian ulasan singkat mengenai munggahan. Artikel selanjutnya akan membahas lebih jauh mengenai prosesi atau kebiasan apa saja yang dilakukan masyarakat selama munggahan.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Link Live Streaming Persib vs PS. Barito Putera Selain Yalla Shoot

2

Asisten Pribadi Prabowo Selama 23 Tahun Tanpa Jabatan di Kabinet Jadi Sorotan

3

Link Live Streaming Persib Bandung Vs Madura United Selain Yalla Shoot

4

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

5

Download GB WhatsApp (WA) Pro V17.85 dan WA GB Mod APK
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.