BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – UEFA memulai penyelidikan disiplin setelah kapten tim nasional Spanyol Alvaro Morata dan gelandang Rodri terekam dalam video meneriakkan “Gibraltar adalah Spanyol” saat merayakan kemenangan mereka di Euro 2024.
Badan sepak bola Eropa itu mengumumkan, bahwa seorang inspektur etika dan disiplin akan ditunjuk untuk menyelidiki insiden tersebut dan menilai apakah nyanyian itu melanggar peraturan disiplin UEFA, Jumat (19/7/2024).
Perayaan di Madrid awal minggu ini mempertontonkan para pemain senior, termasuk Morata dan Rodri, meneriakkan yel-yel tentang Gibraltar di atas panggung di hadapan banyak penggemar.
Nyanyian ini langsung memicu reaksi keras, khususnya dari Asosiasi Sepak Bola Gibraltar, yang mengajukan keluhan resmi kepada UEFA, yang menyebut nyanyian itu sangat menyinggung warga Gibraltar.
untuk diketahui, Gibraltar adalah Wilayah Seberang Laut Inggris yang terletak di ujung selatan Spanyol, telah menjadi titik pertikaian antara Inggris dan Spanyol sejak diserahkan kepada Inggris pada tahun 1713.
Spanyol telah lama mengupayakan pengembalian Gibraltar, sehingga nyanyian para pemain Spanyol menjadi sangat provokatif dan menghasut, sehingga semakin memperburuk hubungan antara Gibraltar dan Spanyol.
Penyelidikan UEFA akan menentukan apakah nyanyian itu melanggar kode etik dan aturan disiplin mereka.
Prosesnya akan mencakup evaluasi dampak nyanyian itu terhadap hubungan internasional dan potensi pelanggaran prinsip-prinsip UEFA tentang fair play dan sportivitas.
Situasi ini telah menarik perhatian luas, dengan banyak pihak menunggu untuk melihat tindakan apa yang akan diambil UEFA terhadap Morata dan Rodri.
Hingga saat ini, kedua pemain tersebut belum mengomentari insiden tersebut.
Nyanyian itu tidak hanya memicu kontroversi dalam komunitas sepak bola, tetapi juga menimbulkan reaksi politik dan sosial yang signifikan.
Pemerintah Gibraltar mengeluarkan pernyataan yang mengecam nyanyian itu, menyebutnya sebagai tindakan tidak peka dan tidak hormat terhadap warga Gibraltar.
Mereka meminta UEFA untuk mengambil tindakan tegas guna memastikan insiden seperti itu tidak terulang.
Tokoh politik Spanyol memiliki tanggapan yang berbeda-beda. Sebagian membela para pemain, dengan mengatakan bahwa nyanyian itu diucapkan saat suasana sedang panas dan tidak boleh dianggap serius.
BACA JUGA:Â Romantisme Lamine Yamal dan Alex Padilla Usai Spanyol Juarai Euro 2024
Namun, sebagian lainnya mengutuk tindakan tersebut, dengan menekankan pentingnya menjaga rasa hormat dan diplomasi dalam olahraga internasional.
Nyanyian itu menyentuh kepekaan sejarah yang sudah berlangsung lama antara Spanyol dan Gibraltar.
Sejak Perjanjian Utrecht pada tahun 1713, Gibraltar tetap menjadi wilayah Inggris meskipun Spanyol terus-menerus mengklaimnya.
Masalah geopolitik ini telah menjadi sumber ketegangan yang terus-menerus, menjadikan nyanyian itu bukan hanya masalah yang berhubungan dengan sepak bola tetapi juga terkait hubungan diplomatik.
Proses disiplin UEFA akan melibatkan investigasi menyeluruh oleh inspektur etika dan disiplin yang ditunjuk.
Proses ini akan mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari nyanyian tersebut, termasuk dampaknya terhadap hubungan internasional dan potensi pelanggaran aturan UEFA.
Hasilnya dapat berupa peringatan dan denda hingga hukuman yang lebih berat, tergantung pada temuannya.
Cara UEFA menangani masalah ini akan menjadi preseden untuk menangani insiden serupa di masa mendatang, yang memperkuat pentingnya sportivitas dan rasa hormat dalam sepak bola.
(Budis)