20 Juta Hektar Lahan Hutan Bakal Dibuka Buat Food Estate, PILHI Ingatkan Hal Ini!

[info_penulis_custom]
20 juta hektar hutan akan dibuka
(reuters)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Suara riuh kritik terdengar seiring mencuatnya rencana pemerintah membuka 20 juta hektar hutan demi mendukung program swasembada pangan dan energi atau dikenal sebagai “Food Estate”.

Inisiatif ini digagas oleh Kementerian Kehutanan di bawah arahan Menteri Raja Juli. Akibatnya memantik respons keras dari berbagai kalangan.

Direktur Eksekutif LSM Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILHI),  Syamsir Anchi mengkritik rencana tersebut.

“Ini sangat mengerikan, dan bunuh diri!” kata Anchi, pada Selasa (7/01/2025).

Anchi memandang langkah ini bukan hanya gegabah, tetapi juga berisiko tinggi terhadap kelangsungan lingkungan hidup di Indonesia.

Dampak Mengerikan

Menurut Anchi, membuka hutan seluas 20 juta hektar sama saja melawan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Hutan tropis kita memiliki peran vital dalam menyerap karbon dioksida dan menjaga keseimbangan iklim global,” jelasnya.

Ironisnya, langkah ini berlawanan dengan target Indonesia untuk menurunkan emisi hingga 41% pada tahun 2030 sesuai Perjanjian Paris.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa hutan bukan hanya paru-paru dunia, tetapi juga tempat hidup keanekaragaman hayati dan masyarakat adat.

“Hilangnya ekosistem hutan akan menimbulkan krisis sosial dan lingkungan yang luas,” ujarnya.

Anchi menggarisbawahi perlunya melibatkan akademisi, peneliti, ahli ekologi, dan organisasi masyarakat untuk mengkaji ulang kebijakan ini.

Pelajaran dari masa lalu

Sejarah mencatat, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan tanpa perlu menebang hutan secara besar-besaran. Pada 1984, revolusi hijau yang diperkenalkan pemerintah membawa Indonesia diakui dunia melalui FAO sebagai negara yang berhasil memenuhi kebutuhan pangan sendiri.

Strategi saat itu meliputi penerapan teknologi modern, varietas padi unggul seperti IR36 dan IR64, program BIMAS yang memberi pelatihan serta subsidi pada petani, hingga pembangunan infrastruktur pertanian.

Kebijakan harga pangan yang stabil melalui Bulog juga menjadi kunci keberhasilan.

“Seharusnya kita belajar dari keberhasilan masa lalu ini. Pemerintah bisa mencapai swasembada pangan tanpa perlu mengorbankan hutan,” tegas Anchi, yang juga alumni sejarah Unhas angkatan 1993.

Reforestasi Bukan Deforestasi

Anchi menegaskan pentingnya reforestasi, bukan deforestasi. Menanam kembali hutan yang rusak atau gundul jauh lebih relevan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.

“Kebijakan pembukaan hutan justru akan menyulitkan kita mencapai target itu dan merusak reputasi Indonesia di mata dunia,” tambahnya.

Tak hanya itu, deforestasi skala besar juga jadi pemicu bencana ekologis. Banjir yang tak terkendali, hilangnya habitat satwa liar, dan konflik sosial akibat gesernya masyarakat adat hanyalah sebagian kecil dari dampak negatif yang mengintai.

Untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi, Anchi menyarankan pemerintah mengutamakan efisiensi dan inovasi tanpa harus menebang hutan.

Teknologi pertanian presisi, optimalisasi lahan non-hutan, serta peningkatan produktivitas pertanian adalah langkah-langkah yang lebih berkelanjutan.

BACA JUGA: Logo Dikritik Mirip Pohon Sawit, Ini Penjelasan Kementerian Kehutanan

“Hutan harus tetap lestari. Jika kita merusak hutan, itu sama saja dengan menghancurkan masa depan,” pungkasnya.

Dengan melihat sejarah dan mengedepankan pendekatan yang lebih bijak, pemerintah sebaiknya mampu mencapai target tanpa mengorbankan hutan, alam, dan generasi mendatang.

 

(Kaje/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral

2

Perbedaan Milk Bun Thailand dan Milk Bun Jepang, Jangan Salah Pilih!

3

Gampang, Begini Cara Instal dan Berlangganan Microsoft Office 365

4

Xiaomi Umumkan Update HyperOS 2.0 untuk HP Redmi dan Tablet

5

Microsoft Luncurkan Office 2024, Tanpa Perlu Berlangganan?
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.