BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pendiri Microsoft dan tokoh filantropi global, Bill Gates, kembali mengemukakan pandangannya soal potensi kecerdasan buatan (AI) dalam mengatasi berbagai krisis tenaga kerja di dunia.
Dalam wawancara terbarunya di podcast People by WTF, Gates menekankan bahwa AI memiliki peran krusial di sektor-sektor penting seperti kesehatan, pendidikan, hingga pekerjaan fisik.
“AI akan hadir menyediakan kecerdasan medis (medical IQ), dan tidak akan ada lagi kekurangan (tenaga kerja),” ujar Gates, dikutip dari Techspot, Sabtu (3/5/2025).
Gates menyoroti bahwa negara-negara berkembang seperti India dan Afrika saat ini menghadapi kekurangan tenaga medis yang serius. Ia optimis bahwa kehadiran asisten medis berbasis AI akan membantu meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di wilayah yang selama ini sulit terjangkau.
Tak hanya negara berkembang, Amerika Serikat pun menghadapi tantangan serupa. Diperkirakan akan terjadi kekurangan hingga 86.000 dokter pada 2036, mencakup berbagai spesialisasi.
Sejumlah startup seperti Suki, Zephyr AI, dan Tennr telah mulai mengembangkan sistem AI yang mampu mendukung tugas-tugas medis seperti pencatatan rekam medis, diagnosa, dan perawatan pasien.
Konsultan McKinsey memperkirakan, adopsi AI generatif di sektor kesehatan dan farmasi bisa menghemat hingga USD 370 miliar melalui peningkatan efisiensi.
Sektor pendidikan juga tak luput dari sorotan Gates. Ia mengutip data yang menunjukkan bahwa 86% sekolah K-12 di AS mengalami kesulitan mencari guru untuk tahun ajaran 2023–2024.
AI, menurut Gates, dapat diandalkan untuk mengisi kekosongan tenaga pengajar, membantu siswa belajar secara personal, dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Selain pekerjaan intelektual, Gates percaya bahwa AI dan robotika akan menggantikan pekerjaan fisik seperti buruh pabrik, pekerja konstruksi, hingga staf hotel.
Baca Juga:
Visi Bill Gates: Manusia Hanya Perlu Bekerja Tiga Hari, Sisanya Dikerjakan AI
Perusahaan seperti Nvidia bahkan telah mengembangkan robot humanoid yang mampu mengambil barang di gudang atau membersihkan ruangan, sebagai bagian dari upaya menurunkan biaya tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi operasional.
Dalam pandangannya yang futuristik, Gates menyebut bahwa jika AI dikembangkan secara optimal, manusia di masa depan bisa pensiun lebih cepat atau hanya bekerja dua hari dalam seminggu.
“Ini akan membutuhkan pemikiran ulang secara filosofis soal bagaimana waktu seharusnya digunakan,” kata Gates.
Prediksi dan harapan Gates terhadap AI menjadi peringatan sekaligus peluang, bahwa transformasi besar sedang berlangsung, dan dunia kerja harus bersiap menghadapi perubahan tersebut.
(Budis)