Dokter Paru Sebut Gejala Covid-19 Terkini Berbeda, Kok Bisa?

[info_penulis_custom]
gejala Covid-19
foto (iStock)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TM.ID: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga sampai saat ini belum melakukan pencabutan status Pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Di sisi lain, sejumlah negara telah melakukan pelonggoran aturan Covid-19 pada warganya, termasuk di Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terhitung dari 30 Desember 2022 lalu.

BACA JUGA: Mahfud Bolehkan Ceramah Politik Kebangsaan di Masjid

Walau PPKM telah dicabut, tetapi pemerintah tetap mempertahankan status Kedaruratan Kesehatan (Kepres 11/12 2020). Hal itu mengikuti status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dari WHO.

Kemudian penggunaan menggunakan masker di luar ruangan, kini juga telah dihapuskan oleh pemerintah Indonesia. Namun, pemerintah tetap melakukan imbauan untuk mengenakan masker saat berada di kerumunan.

Hal itu, juga ikut  berpengaruh pada pemberitaan Covid-19 yang tak masif lagi. Lantas, bagaimana kondisi pandemi saat ini? Bagaimana gejala Covid-19 yang dirasakan oleh masyarakat?

Dokter Spesialis Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Fathiyah Isbaniah menyebut, gejala Covid-19 tidak seberat seperti tahun-tahun kemaren. Gejala dirasakan oleh seseorang yang telah melakukan vaksin adalah batuk tanpa sesak napas.

“Kalau sudah diimunisasi, pernah kena Covid-19 maka gejala akan lebih ringan, yakni batuk tapi enggak sesak, badan pegal tetapi masih bisa beraktivitas, enggak ada sakit kepala,” kata Fathiyah.

Dia juga mengingatkan, jika gejala Covid-19 sudah memapar pada orang dengan orang risiko tinggi akan tetap berat.  Misalnya, pasien komorbid seperti diabetes, hipertensi hingga jantung.

Jika penderita komorbid belum melakukan vaksin hingga terkena Covid-19, maka gejala yang dirasakan adalah mengalami gejala berat seperti sesak napas. Meski varian Covid-19 yang saat ini ada sudah berbeda dari varian Delta, namun gejalanya tetap sama.

“Memang berbeda dengan varian Delta tetapi saja kalau mengenai orang dengan faktor risiko tinggi untuk menjadi berat atau divaksinasi gejalanya berat juga, jadi bisa batuk, sesak napas, hingga sakit kepala,” kata Fathiyah.

Kemudian, saat ini perawatan penderita komorbid yang telah terkena Covid-19  penanganannya berbeda. Dokter yang menangani akan akan lebih condong menangani komorbid ketimbang Covid-19.

Fathiyah juga tak luput mengingatkan masyarakat Indonesia,  untuk tetap waspada dan tidak gegabah, salah satunya tetap mengenakan masker di tempat ramai. Masyarakat Indonesia juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Saya lihat Sebagian besar negara tidak pakai masker lagi. Untuk Indonesia masih banyak yang menggunakan, kita harus tetap waspada,” katanya menambahkan.

Meski kasus Covid-19 sudah tak menjadi momok seperti awalnya, namun masih terdapat pasien yang harus menjalani perawatan di RSUP. Dari pasien yang dirawat, mayoritas adalah pasien yang belum vaksinasi.

Fathiyah juga mengimbau kepada masyarakat menjelang bulan Ramadhan 2023 dalam menjalankan rutinitas, seperti sholat tarawih harus tetap menggunakan masker. Mengingat, masker dapat membantu mencegah penyebaran Covid-19.

“Tetap kenakan masker di dalam masjid saat melakukan ibadah sholat tarawih. Pemakaian masker harus dilakukan di ruangan tertutup atau tempat kerumunan, kalau di area terbuka boleh dibuka,” ucap Fathiyah.

Lebih lanjut, Dokter Spesialis Paru ini menekankan kembali kepada masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap demi terhindar dari penularan virus.

Karenanya, masyarakat yang  sudah mengikuti vaksinasi akan mempercepat fase transisi dari pandemi menjadi endemi di Indonesia.

“Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemi Covid-19, namun masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa, masyarakat tetap harus waspada menerapkan protokol Kesehatan khususnya saat berada di lokasi keramaian agar tak memunculkan kasus dan virus baru,” ucapnya.

BACA JUGA: Eks Kepala Desa di Karimun jadi Tersangka Korupsi APBD

(Saepul/Dist)

 

 

 

 

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral

2

Perbedaan Milk Bun Thailand dan Milk Bun Jepang, Jangan Salah Pilih!

3

Gampang, Begini Cara Instal dan Berlangganan Microsoft Office 365

4

Xiaomi Umumkan Update HyperOS 2.0 untuk HP Redmi dan Tablet

5

Microsoft Luncurkan Office 2024, Tanpa Perlu Berlangganan?
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.