TANJUNGPINANG,TM.ID : Ketua Komisi III DPRD Kepri Widiastadi Nugroho menyesalkan dengan terjadinya pemadaman total (blackout) saat memasuki Tahun Baru 2023.
Ia menilai, hal tersebut semestinya tidak terjadi karena PLN Batam menyatakan siap melayani masyarakat secara maksimal. Pemadaman listrik secara menyeluruh di Pulau Bintan dan Batam menyebabkan masyarakat kecewa.
“Katanya tidak ada kendala, pelayanan maksimal, tetapi ternyata blackout. Kami sudah melayangkan undangan rapat dengar pendapat dengan PLN Batam, besok,” katanya di Batam (3/1/2023).
Widiastadi juga menegaskan seharusnya PLN Batam menerapkan manajemen risiko dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga kendala teknis yang dihadapi tidak mengurangi pelayanan kepada masyarakat.
“Tentu tidak bijak bila pelanggan listrik dibenturkan dengan kendala teknis yang dihadapi PLN. Pelanggan tidak paham dengan urusan itu, dan seharusnya kendala teknis dapat teratasi jika perusahaan itu menerapkan manajemen risiko,” tegasnya.
BACA JUGA:Â Terjadi Gangguan Kelistrikan, Sebagian Wilayah Batam-Bintan Padam
Sementara itu, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Riau (ESDM Kepri) Muhammad Darwin mengataka Jaringan listrik di Pulau Bintan (Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) sudah kembali normal.
“Sudah kembali normal tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB, namun belum diketahui penyebab listrik tersebut blackout. Ini menarik untuk diinvestigasi,” ujar dia di Tanjungpinang, Selasa.
Jaringan listrik di Batam dan Pulau Bintan blackout pada 1 Januari 2022 sekitar pukul 04.00 WIB. Energi listrik di Pulau Bintan berasal dari pembangkit listrik yang dikelola PLN Batam.
Selama terjadi blackout, kata dia PLN Tanjungpinang mengaktifkan sejumlah pembangkit listrik dengan kapasitas terbatas untuk kebutuhan pelayanan publik.
Petugas PLN Batam melakukan penyisiran terhadap bagian yang rusak mulai dari mesin hingga jaringan, namun tidak ditemukan.
“Tambah menarik untuk ditelusuri lebih mendalam ketika PLN menyatakan beban puncak pada saat pemadaman listrik itu hanya 300 MW, sementara kapasitas energi listrik mencapai 500 MW,” ucapnya.
Darwin mengemukakan energi listrik yang dipergunakan sekarang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tanjung Uncang, Batam.
“Besok kami melakukan pertemuan dengan PLN Batam dan Komisi III DPRD Kepri membahas permasalahan itu,” katanya.
(Budis)