RI Optimalkan Sumber Daya Alam Untuk Perdagangan Hijau

[info_penulis_custom]
Sumber Daya Alam
Ilustrasi_ sebuah KEndaraan Melintasi Kawasan Gunung Bromo Tengger (Instagram @bbtnbromotengersemeru)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan menyatakan Pemerintah Indonesia mengoptimalkan sumber daya alam untuk mengembangkan perdagangan hijau dan berkelanjutan.

“Indonesia memiliki berbagai potensi dan kekayaan sumber daya alam untuk mengembangkan perdagangan hijau dan berkelanjutan, yang diharapkan dapat mengurangi dampak perubahan iklim juga memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” kata Kasan dalam keterangan resminya di laman kemendag di kutip Teropongmedia.

Salah satu komitmen tersebut tercermin pada langkah hilirisasi produk tambang yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya pada komoditas nikel yang menjadi bahan baku penting bagi produk kendaraan listrik.

“Di tingkat global, peringkat Indonesia sebagai eksportir sudah naik drastis dari urutan ke-8 pada 2021 menjadi urutan pertama di tahun 2022, mengalahkan negara-negara yang sebelumnya menjadi eksportir produk nikel terbesar, seperti Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat,” ujar dia.

Capaian tersebut, menurut Kasan, menjadi optimisme bagi Indonesia. Upaya hilirisasi yang telah dilakukan pada komoditas nikel perlu diperluas pada komoditas primer lainnya agar dapat mewujudkan perdagangan berkelanjutan sehingga cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada 2024 dapat tercapai.

“Kemendag berkomitmen untuk terus mendorong kebijakan perdagangan yang berperan dalam memastikan terwujudnya perdagangan berkelanjutan di Indonesia,” tutur Kasan.

BACA JUGA: Bicara Hilirisasi, Luhut: 2 Tahun Lagi Indonesia Bisa Lebih Tajir dari Rusia

Sementara itu, Bank Dunia merekomendasikan Indonesia untuk memperkuat kebijakan perdagangan yang mengarah pada transformasi hijau.

Country Director World Bank Indonesia and Timor Leste, Satu Kahkonen mengatakan Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang baik dalam memanfaatkan perdagangan untuk transformasi hijau, namun perlu adanya penguatan untuk mengatasi beberapa tantangan yang menghambat transformasi tersebut.

“Intensitas karbon dalam perdagangan Indonesia sudah berhasil ditangani dengan baik sejak 2005. Akan tetapi, Indonesia dalam hal daya saing dan ekspor barang dan teknologi hijau belum mampu memenuhi permintaan. Ini membutuhkan tindakan lebih lanjut,” kata Kahkonen.

(Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral

2

Perbedaan Milk Bun Thailand dan Milk Bun Jepang, Jangan Salah Pilih!

3

Gampang, Begini Cara Instal dan Berlangganan Microsoft Office 365

4

Xiaomi Umumkan Update HyperOS 2.0 untuk HP Redmi dan Tablet

5

Microsoft Luncurkan Office 2024, Tanpa Perlu Berlangganan?
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.