Sejarah Ponpes Al Zaytun, Awal Berdiri Diresmikan BJ Habibie

[info_penulis_custom]
Sejarah Ponpes Al Zaytun foto (tangkap layar/Google Maps)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TM.ID: Sejarah Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun yang tengah viral karena ajaran kontroversialnya.

Simak dalam artikel ini mengenai sejarah awal berdiri pesantren Al Zaytun sebagai tempat memperdalam agama.

Panji Gumilang mendirikan pesantren ini dengan mengusung motto “Al Zaytun Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Manusiawi.”

Mereka mengklaim tempat ini milik umat Islam bangsa Indonesia dan bangsa lainnya yang ada di penjuru dunia. Timbul dari umat, oleh umat, dan untuk umat.

BACA JUGA: Ponpes Al-Zaytun Miliki Aliran Dana Lebih Dari Setengah Triliun!

Ringkasan Sejarah Ponpes Al-Zaytun

Pesantren ini Dibangun dengan nama resmi Mahad Al Zaytun, awalnya berdiri tahun 1993 silam.

Melansir situs resmi Mahad Al Zaytun, ponpes ini diresmikan Presiden RI, BJ Habibie dan setelahnya mulai aktif pada tahun 1999.

Sebelum resmi menjadi tempat pendidik para santri, Panji Gumilang kerap mencari luas tanah untuk membangun pesantren besutannya.

Barulah Panji menemukan lahan yang cocok untuk dibangun sebuah pesantren di desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Tanah yang sudah terbangun menjadi pesantren, mulanya hanya sebuah tanah tandus sehingga Panji membelinya dengan harga yang cukup murah. Panji bisa membeli tanah itu dari hasil gaji dan wakaf yang diberikan 60 temannya.

Kontroversi dan demo Masyarakat

Selama beroperasi, Ponpes Al Zaytun selalu membuat kontroversi publik, salah satunya mempersatukan pria dan wanita, menebus dosa berzina dibayar dengan uang.

Lantas akhirnya menimbulkan kegaduhan di masyarakat sampai massa melakukan demo di depan Al Zaytun pada Kamis (15/6/2023).

Pendiri NII Crisis Center atau Pusat Rehabilitasi Korban NI, Ken Setiawan ikut berdiri pada barisan massa aksi yang berdemonstrasi mengepung pesantren ini.

Mereka mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama (Kemenag) untuk menindak ajaran sesat di dalam Ponpes Al Zaytun.

Serta para massa menuntut agar kasus dugaan seksual Al Zaytun dituntaskan secara serius oleh para petinggi ponpes.

(Saepul/Aak)

 

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral

2

Perbedaan Milk Bun Thailand dan Milk Bun Jepang, Jangan Salah Pilih!

3

Gampang, Begini Cara Instal dan Berlangganan Microsoft Office 365

4

Xiaomi Umumkan Update HyperOS 2.0 untuk HP Redmi dan Tablet

5

Microsoft Luncurkan Office 2024, Tanpa Perlu Berlangganan?
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.