Demi Keamanan, Ukraina Larang Penggunaan Telegram di Perangkat Kerja Sektor Kritis

[info_penulis_custom]
Ukraina melarang Telegram
Ilustrasi. (dok Pixabay)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Baru-baru ini, pemerintah Ukraina mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan aplikasi Telegram. Larangan ini berlaku bagi pemilik peran kunci, termasuk mereka yang bekerja di sektor infrastruktur kritis dan personel militer.

Langkah ini, dilakukan sebagai tanggapan atas kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai potensi pemantauan oleh Rusia.

Melansir dari Gizchina, keputusan ini diumumkan oleh Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina setelah menerima bukti kuat, dinas rahasia Rusia dapat mengakses pesan yang dikirim melalui Telegram.

Menurut laporan dari kepala dinas intelijen militer Ukraina, otoritas Rusia mampu melacak dan membaca pesan, bahkan yang telah dihapus, di platform tersebut.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keamanan nasional Ukraina, khususnya terkait potensi kebocoran informasi sensitif yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar.

Larangan Hanya untuk Perangkat Kerja

Penting untuk dicatat bahwa larangan ini tidak berlaku total bagi para pekerja yang terdampak. Kebijakan ini hanya melarang penggunaan Telegram di perangkat yang digunakan untuk keperluan pekerjaan, termasuk ponsel dan komputer yang dimiliki oleh pejabat, tentara, serta pekerja di sektor kritis.

Para pekerja masih mendapat izin untuk menggunakan Telegram di perangkat pribadi mereka, seperti ponsel rumah atau komputer, sehingga penggunaan aplikasi untuk keperluan pribadi tetap tidak terganggu.

Pengambilan keputusan terhadap langkah ini, untuk memastikan sistem-sistem penting milik negara terlindungi dari ancaman yang mungkin timbul akibat pemantauan pihak luar.

Dengan kebijakan ini, pemerintah Ukraina berusaha meminimalkan risiko spionase yang dapat membahayakan keamanan negara, tanpa mengganggu kebebasan warga negaranya dalam menggunakan aplikasi tersebut untuk keperluan pribadi.

Latar Belakang Kekhawatiran terhadap Telegram

Telegram memiliki akar yang kuat di Rusia dan Ukraina, di mana jutaan orang menggunakannya sebagai sarana komunikasi utama. Aplikasi ini didirikan oleh Pavel Durov, yang meninggalkan Rusia pada tahun 2014 dan kini bermukim di Dubai.

Durov juga merupakan pencipta VKontakte, sebuah platform media sosial Rusia yang sangat populer sebelum akhirnya ia menjualnya ketika meninggalkan negara asalnya.

Di Ukraina, Telegram tidak hanya menjadi alat komunikasi yang vital, tetapi juga menjadi salah satu sumber berita utama bagi masyarakat.

Salah satu alasan utama di balik pelarangan ini adalah kekhawatiran Rusia dapat mengakses data pengguna dan pesan yang terkirim melalui Telegram. Hal ini memicu kekhawatiran di Ukraina, yang berada dalam situasi konflik dengan Rusia.

Oleh karena itu, pemerintah Ukraina merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah tegas guna melindungi sektor-sektor penting dari potensi ancaman spionase.

Penggunaan Telegram Masih Tinggi di Ukraina

Meskipun Telegram dilarang bagi pekerja di sektor-sektor tertentu, aplikasi ini tetap sangat populer di kalangan warga Ukraina.

Diperkirakan 75% dari populasi negara tersebut menggunakan Telegram untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga, sementara lebih dari 70% warga mengandalkan aplikasi ini sebagai sumber informasi terkini.

Keputusan pemerintah Ukraina ini semata-mata difokuskan pada keamanan nasional dan tidak bertujuan untuk membatasi kebebasan berbicara atau penggunaan pribadi aplikasi.

BACA JUGA:PM Kanada Trudeau Dukung Ukraina Gunakan Senjata Jarak Jauh untuk Serang Wilayah Rusia

Kebijakan pemerintah Ukraina yang melarang kelompok tertentu untuk menggunakan Telegram pada perangkat kerja, menunjukan komitmennya dalam menjaga keamanan negara dalam situasi yang penuh dengan tantangan.

 

(Virdiya/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Diisukan Gabung Malut United, Gustavo Franca Akui Kontraknya Bersama Persib Hanya Menyisakan Beberapa Bulan ke Depan
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Persib Bandung Penuhi Undangan Makan Siang dari Wakil Gubernur Jawa Barat 
Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Tangkal Kampanye Negatif, Industri Nikel RI Buat Standarisasi Global
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Longsor Salawu Tasikmalaya Akibatkan Lima Rumah Rusak Berat, Belasan Lainnya Terancam
Sahrul Gunawan
Gagal Kuliah di UGM Gegara Dilarang Ngekos, Anak Sahrul Gunawan Ngambek!
Berita Lainnya

1

Perbedaan Milk Bun Thailand dan Milk Bun Jepang, Jangan Salah Pilih!

2

Gampang, Begini Cara Instal dan Berlangganan Microsoft Office 365

3

Xiaomi Umumkan Update HyperOS 2.0 untuk HP Redmi dan Tablet

4

Microsoft Luncurkan Office 2024, Tanpa Perlu Berlangganan?

5

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral
Headline
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Banjir-Longsor Akibatkan Jalan dan Listrik di Tasikmalaya Terputus
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Sapi kurban Prabowo - Instagram Dispernakan Bandung Barat
2 Sapi Limosin Raksasa Asal Bandung Barat Lolos Seleksi Kurban Presiden Prabowo
Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun
Fantastis! Anggaran Pendidikan 2026 Tembus Rp 761 Triliun

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.